Siak, Okegas.co.id — Isu dugaan kurangnya transparansi dalam pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMPN 3 Minas, Kabupaten Siak, Riau, mencuat ke publik. Informasi yang beredar menyebutkan adanya ketidakjelasan dalam penyaluran dan pemanfaatan dana BOS di sekolah tersebut.
Namun, Kepala Sekolah SMPN 3 Minas, Novi, dengan tegas membantah tudingan itu. Saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (07/10/2025), Novi mengatakan bahwa penggunaan dana BOS sudah sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan sekolah.
“Realisasi penyaluran Dana BOS sudah kami maksimalkan. Sebelum pengajuan, saya selalu rapat dulu bersama para guru untuk mendata kebutuhan belajar di tiap kelas. Semua pengadaan fasilitas belajar mengajar sudah sesuai peruntukannya, seperti buku bacaan, LKS, hingga fasilitas elektronik seperti komputer, LCD, dan WiFi,” ujar Novi percaya diri.
Bahkan, lanjut Novi, dirinya mengaku ikut menyumbang secara pribadi demi kemajuan sekolah.
“Untuk seragam guru, saya kasih lima pasang per tahun. Renovasi toilet pun saya biayai dari dana pribadi, bukan dari Dana BOS,” tambahnya dengan nada bangga.
Tak hanya itu, Novi juga memamerkan sederet piagam dan piala penghargaan yang terpajang di ruang kerjanya sebagai bukti keseriusan mereka dalam mendidik siswa.
“Saya baru satu tahun menjabat sebagai kepala sekolah, tapi Alhamdulillah sudah banyak prestasi yang kami raih,” ujarnya sembari menunjuk lemari berisi piala.
Namun, di balik semangat pengabdian yang disampaikan, ada beberapa hal yang menarik perhatian publik. Ketika dikonfirmasi kembali pada Rabu (08/10/2025) melalui pesan WhatsApp soal plang informasi Dana BOS—yang seharusnya terpasang di area sekolah—kepala sekolah justru memberi jawaban yang agak mengambang.
“Untuk foto plang informasinya, sudah saya suruh kirim, tapi dia sudah pulang. Besok saja saya kirim,” tulis Novi singkat dalam pesannya.
Hal lain yang juga menimbulkan tanda tanya adalah soal sumber dana pembangunan WC sekolah. Jika sebelumnya disebut dari dana pribadi, kemudian klarifikasinya berubah menjadi sumbangan dari PT Aneka Mineralindo Sukses—perusahaan tambang yang ternyata dijalankan oleh suami sang kepala sekolah sendiri.
Sebuah kebetulan yang, tentu saja, cukup menarik untuk dicatat.
“Pembangunan WC jangan disebut dana pribadi, Pak. Itu sumbangan dari PT Aneka Mineralindo Sukses,” tulis Novi saat dikonfirmasi kembali.
Meski demikian, Novi tetap menegaskan bahwa seluruh penggunaan dana BOS sudah sesuai juknis (petunjuk teknis) dan tidak ada penyalahgunaan.
“Yang penting kita sudah sesuai juknis BOS pelaksanaannya,” pungkasnya.
Sebagai penutup, Novi berharap agar masyarakat lebih menghargai kerja keras para guru di SMPN 3 Minas yang, menurutnya, telah bekerja sepenuh hati mendidik anak bangsa.
Namun, publik tentu berharap lebih: transparansi bukan hanya tentang ucapan, tapi juga bukti yang terlihat di papan informasi dan laporan yang terbuka untuk umum.
Karena, di era keterbukaan informasi seperti sekarang, kata-kata manis tanpa data ibarat WiFi sekolah tanpa koneksi — sinyalnya ada, tapi tak terasa manfaatnya.***